Senin, 19 Juli 2010

Ilusi dalam Reality Effect

Ilusi dalam Reality Effect
Saturday, 17 July 2010
Di tengah gempuran teknologi fotografi yang pelanpelan menggerus seni lukis realis,sejumlah seniman menunjukkan eksistensi dan ekspresi realistiknya dalam reality effect.

Dalam dunia teknologi, perkembangan digitalisasi fotografi memang mengambil peran yang lebih besar untuk menggambarkan kondisi yang sesungguhnya pada sebuah objek gambar. Sebelum teknologi foto berkembang sedemikian pesat seperti saat ini, lukisan dengan aliran realisme menjadi sebuah cara yang ampuh untuk melukis objek sesuai dengan keadaan asli atau alamnya. Sebelum ditemukannya teknologi fotografi,lukisan ini sangat populer dalam sejarah seni di dunia Barat.

Ini ditunjukkan dengan populernya teknik trompe l’oeil yang biasa disebut sebagai teknik “mengelabui mata”. Teknik ini, mengacu pada teknik tiga dimensi dalam sejarah seni lukis. Karena itu,kecenderungan seni lukis realis kerap juga disebut dengan ilusionisme. Melihat lukisan reality effect yang digelar di Galeri Nasional,kecenderungan illusionism memang kental terasa.

Ragam lukisan reality effect yang tergantung besarbesar di dinding Galeri Nasional, seolah dicetak bukan melalui coretan kuas. Ilusi gambar dalam lukisan karya seniman-seniman ini dibuat sama, seperti hasil cetak objek yang diambil dari sebuah benda bernama kamera foto. Namun, jika menelisik lebih detail, lukisan karya sejumlah seniman ini murni dari goresangoresan kuas seniman.

Reality effect yang mereka hadirkan dalam pameran yang berlangsung hingga tanggal 1 Agustus 2010 ini seolah sedang mengejek keberadaan kamera foto.Melalui karya-karya mereka, teknik realis dalam dunia seni lukis mereka kupas habis.Beragam karya realis secara utuh mereka sajikan. Ambil sebagai contoh karya Anggoro Prasetyo berjudul Mechanic Tied.

Dalam karya ini Anggoro menampilkan sosok seorang mekanik bengkel Yamaha dalam balutan seragam merah menyala.Detail goresan Anggoro dalam media acrylic on canvas 180x140 cm sungguh mirip dengan objek gambar yang diambil dalam jepretan kamera. Atau karya Cecep M Taufik lewat karyanya In Between. Karya lukis Cecep M Taufik melukiskan sebuah jalanan di ibu kota dengan gambar belakang mobil yang melaju di tengah jalanan.

Lukisan Cecep juga kental dengan teknik realis yang nyata.Cecep membidik bagian belakang mobil yang melaju, kemudian ia tunggangkan dalam media oil on canvas berukuran 70x100 cm. Detail lukisan Cecep juga sangat terasa dengan bagian blur pada objek, seolah-olah seperti hasil jepretan kamera yang goyang, kala kekurangan cahaya atau karena objek melaju terlalu cepat.

“Pemeran ini jelas menimbang penting efek teknologi fotografi sebagai jangkar persoalan realisme yang menghubungkan pengertian kita yang baru dengan perubahan realitas masyarakat kontemporer,” papar kurator pameran Rizki A Zaelani. Pada karya Dewa Ratayoga,dua lukisan pencil oil on canvasberukuran 240x130 cm yang ia bagi dalam dua panel, Dewa mencoba menawarkan sebuah lukisan dua orang dalam pakaian adat Bali, namun mereka kombinasikan dengan ragam bentuk budaya modern.

Lukisan berjudul Tren Masa Kini, tersebut, menampilkan dua lelaki Bali tersebut satu telanjang dada dengan tangan memegang handphone, lalu satunya mengenakan sweter cantik.Dewa Ratayoga seolah hendak menggambarkan inilah budaya tren masa kini yang terjadi. Tak hanya lukisan kontemporer dalam balutan realis,pameran reality effect juga menghadirkan sejumlah patung dari senimanseniman ini.

Konsep kontemporer yang diusung dalam pameran reality effect ini mereka terjemahkan dalam patung-patung kontemporer, seperti patung Ultraman yang duduk bersila layaknya patung Budha. Patung Ultraman dalam judul karya I Like Contemporary, but Contemporary Like It Shiny #6 ini terbuat dari resin, acrylic dan paintdalam detail ukirannya.

Lalu ada patung Astroboymemegang panah cupid yang melayang di sela-sela dinding ruang Galeri Nasional. Karya Budi Adi Nugroho ini menjadi daya tarik tersendiri, karena konsep kontemporer mampu ia terjemahkan melalui karya uniknya. Dan pada kenyataannya, pameran reality effect memang memberikan gambaran tentang ilusi dalam objekobjek yang mereka lukiskan. (sofian dwi)

1 komentar:

  1. You completed a number of nice points there. I did a search on the issue and found nearly all people will have the same opinion with your blog. dell mobile connect drivers

    BalasHapus